Entri Populer

Sabtu, 03 Desember 2011

makalah AACR dan RDA

Kata Pengatar

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat membuat maklah ini. Tak lupa sholawat serta salam penulis haturkan kepada nabi besar Muhammad SAW.
            Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa berterimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam membuat makalah ini.
            Penulis makalah ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Namun demikian, penulis telah berupaya denagn segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.
            Harapan penulis semoga makalh ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-baiknya.










DARTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................  1
Daftar isi ..........................................................................................................  2
BAB I               Pendahuluan .......................................................................... 3
A.    Latar belakang …………………………………………………… 3
B.    Tujuan …………………………………………………………….. 4
BAB II              AACR dan RDA ………………………………………………….. 5
A.    Pengertian AACR dan RDA ……………………………………..5
B.    Sejarah AACR dan RDA………………………………………… 6
BAB III             Keuntungan RDA………………………………………………….8
A.    Keuntungan menerapkan RDA…………………………………..8
B.    AACR bergantiRDA ……………………………………………...10
Daftar pustaka .................................................................................................  14








BAB I
Pendahuluan

1.Latar belakang
Perpustakaan sebagai suatu sistem informasi berfungsi untuk menyimpanpengetahuan dalam berbagai bentuk dan diatur sedemikian rupa agar informasi yangdiperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat. Salah satu sistem temu balik yang umum dikenal di perpustakaan adalah katalog perpustakaan.Pengatalogan atau katalogisasi adalah proses pembuatan katalog. Kegiatanpengatalogan secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kegiatan:1.
Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan perpustakaan (judul,pengarang, jumlah halaman, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi,menentukan tajuk entri utama dan tambahan, pedomannya antara lain AACR danISBD;2.
Untuk memberikan respon atau umpan balik terhadap kritikan atau masukan dari kalangan perpustakaan atau lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam penyusunan peraturan pengatalogan, maka diputuskan bahwa diperlukannya kode baru untuk menggantikan AACR2 dengan pendekatan yang berbeda dari yang ada pada draft Part 1. Untuk menandai haluan baru tersebut sepakat untuk memberikan working title yaitu RDA ( Resource Description and Access). RDA ini akan menjadi standar baru untuk deskripsi sumber dan akses yang dirancang untuk kepentingan dunia digital, RDA akan menyajikan suatu kerangka yang fleksibel untuk menhadapi tantangan mendeskripsikan sumber-sumber digital, data yang lebih mudah disesuaikan dengan struktur pangkalan data yang lebih efisien dan kompatibel dengan cantuman yang telah ada dalam katalog perpustakaan online, karena landasn RDA ada di dalam prinsip-prinsip yang ada di dalam AACR.


2.Tujuan
Dalam penulisan makalah ini menpunyai beberapa tujuan antara lain :
. Diharapkan dari makalah ini kita dapat mengetahui bagaimana keberadaan katalogdi masa yang akan dating.
. dari makalah ini juga ingin penulis kemukakan tentang adakah bentuk kegiatan pengganti bagi pustakawan yang selama ini bergelut dengan kegiatan katalogisasi

















BAB II
AACR dan RDA

A.Pengertian AACR dan RDA
  AACR ialah peraturan katalogisasi yang pertama kali hasil kesepakatan antara ALA ( American Library Association ) dan LA (Persatuan Perpustakaan Inggris ). Atau pengertian lain AACR adalah kode peraturan yang berhubungan dengan gambaran bku dan dokumen lainnya dan mencatat semuanya dibawah nama pengarangnya atau dalam ketidak hadiran kepengarangan. Sedangkan AACR edisi 2 (AACR 2) berisi tentang pembuatan deskripsi catalog yang telah disepakati bersama sejak tahun 1988 oleh Asosiasi Perpustakaan Amerika, inggris, kanada dan Negara-negara lainnya yang tergabung dalam Internasional Federation Library Association (IFLA).
            AACR  yang selama ini digunakan dibuat berdasarkan pengkategorian jenis bahan pustaka. Dalam AACR ada bab-bab khusus untuk buku, terbitan berseri, sound recording, motion pictures, electronic resources,dll. Struktur masing-masing bab dibuat berdasarkan 8 area yang ada deskripsikan dalam ISBD. Saat ini perbedaan jenis pustaka semakin kabur seiring perkembangan teknologi informasi dan multi media.1
RDA ( Resources Description and Access) merupakan standar baru untuk mendeskripsikan sumber daya dan akses informasi yang dirancang di era digital dan berbasis web yang akan melibatkan pencipta metadata dan pengguna di luar sektor perpustakaan. RDA akan mendukung integrasi cantuman katalog perpustakaan dengan metadata yang dihasilkan oleh masayarakat lainnya.2
1 http://bassamfahmy.yolasite.com/jam 09.51


RDA dibangun atas landasan AACR dan akan merupakan suatu perangkat petunjuk dan instruksi untuk deskripsi (resource description) dan akses yang mencakup semua jenis isi dan media. Standar baru ini dikembangkan terutama untuk perpustakaan, namun JSC berkonsultasi dengan komunitas lain (arsip, musium, penerbit, pendidik, pedagang buku, vendor Integrated Library Systems) supaya RDA searah dengan standar metadata yang digunakan di komunitas tersebut.

B.Sejarah AACR dan RDA
            AACR muncul dikarenakan banyaknya perbedaan tentang peraturan pembuatan katalogisasi deskripsi yang banyak macamnya, dengan kata lain masing-masing negara di benua amerika, eropa dan asia memiliki perbedaan dalam pedoman katalogisasi deskripsi.AACR dibuat dalam dua edisi, edisi pertama membahas tentang aturan katalogisasi buku dan dokumen sejenisnya, sedanglkan AACR edua membahas peraturan katalogisasi untuk non buku material atau bahan pustaka selain buku.
Sejarah AACR dimulai pada tahun 1930-an, pada tahun tersebut atuan-aturan baru pengkatalogan diperbaharui. Kemudian pda tahun 1949 diterbitkan dan disiarkan ALA (American Library Association) CODES. ALA pada tahun 1951 mengudang Seymour lubetzky of congres untuk dimintai kesediannya membuat analisis secara umum dalam rangka merevisi ALA CODES yang telah dibuat 1949. pada tahun 1956 lubetzky mulai mengerjakan revisi tersebut. Dan pada tahun 1960 draf revisi diterbitkan dan kemudian dimulainya kerjasama AS dengan inggris dalam pembuatan aturan katalogisasiAkhirnya sebagai cikal bakal pembuatanan AACR, pada tahun 1961 diadakan konferensi internasional tentang dasar – dasar katalogisasi yang di adakan di paris atau yang sering disebut paris principles.3
2http://www.rda-jsc.org/rda.html/jam 16.34
3. http://bagusraharja-welcome.blogspot.com/jam  10.25


RDA dirilis tidak dalam format tercetak seperti AACR tetapi sebagai web-based tools yang didesain untuk kebutuhan dunia digital dan bisa dicustomised sesuai dengan besar-kecilnya perpustakaan, jenis perpustakaan, kebijakan perpustakaan, dll. Meskipun terdapat banyak perubahan signifikan, RDA dibangun di atas fondasi AACR yang telah lama digunakan oleh pustakawan untuk menghasilkan jutaan records di seluruh dunia sejak diterapkan lebih dari beberapa dekade. RDA dibuat berdasarkan model konseptual Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR), Functional Requirement for Authority Data (FRAD), dan Functional Requirement for Subject Authority Records (FRSAR). Model ini merupakan konsep entities, relationship, and attributes atau metadata yang dikembangkan oleh IFLA. Model konseptual dipandang lebih relevan di era informasi saat ini karena dapat membantu memahami domain yang digambarkan. Dalam RDA tugas cataloguer antara lain :
  1. Mengidentifikasi dan mendefisinikan hal-hal yang penting (entities)
  2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan hubungan (relationship) antar entities
  3. Mengidentifikasi dan mendefinisikan attribute yang merupakan karakter dari entities.
Sebagai contoh untuk relationship antar entities, dalam record RDA cataloger dapat menambahkan informasi “The fellowship of the ring” memiliki sequel “the two towers”; atau mendefinisikan Frank Seiberling adalah pendiri Goodyear Tire and Rubber Co.4



 

4. http://rda-id.blogspot.com/resource-description-and-access-rda.html/09.33

BAB III
Keuntungan RDA

A.Keuntungan RDA
RDA membawa perpustakaan bergerak maju menuju era digital dengan menyediakan instruksi untuk pengatalogan bahan digital dan non digital. Semuanya didasarkan pada AACR2, yang berfokus pada kebutuhan pengguna agar mudah mencari, mengidentifikasi, memilih, dan mendapatkan bahan yang mereka butuhkan, dan mendukung berbagi metadata yang berbeda dilayanan online.
  • RDA adalah sebuah standar baru untuk mendeskripsikan sumber daya dan akses informasi yang dirancang untuk dunia digital;
  • RDA berfokus pada deskripsi sumber daya informasi, BUKAN untuk bagaimana menampilkan informasi. Pengguna dapat menggunakan konten RDA dengan berbagai skema pengkodean, misalnya MODS (Metadata Objek Descriptions Standard), MARC 21 atau Dublin Core.;
  • RDA bersifat adaptif dan fleksibel, sehingga memungkinkan digunakan oleh masyarakat informasi lainnya di luar perpustakaan;
  • Ketentuan RDA dapat disesuaikan, sehingga dapat digunakan untuk mengatalog jenis bahan perpustakaan yang spesifik;
  • RDA meningkatkan efisiensi pengatalogan bahan format khusus – melalui “online tools” dapat ditemukan semua aturan yang diperlukan sesuai dengan jenis bahan apa yang akan dikatalog;
  • RDA memungkinkan pengguna untuk menambahkan sendiri cantuman online. Demikian pula, aturan interpretasi dan kebijakan kelembagaan atau jaringan dapat terintegrasi dengan RDA-online;
  • RDA memungkinkan diintegrasikan dengan vendor produk (penerbit), sehingga memudahkan kerja pengatalog.5
Sejak bulan Oktober 2007, British Library, Library and Archives Canada, the Library of Congress, dan Perpustakaan Nasional Australia, sepakat untuk mendukung implemtasi RDA melalui berbagai pelatihan, uji-coba, pengembangan, serta program sosialisasi, sehingga memberikan cukup waktu untuk perpustakaan yang akan menerapkannya.
RDA dikembangkan oleh International Federation Library Associations and Institutions (IFLA) atas dasar:
  • The International Cataloguing Principles (ICP),
  • Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR)
  • Functional Requirements for Authority Data (FRAD),
  • International Standar for Bibliographic Description (ISBD)
Perlu disadari, bahwa perpustakaan sekarang adalah perpustakaan yang tumbuh dan berkembang di era digital dan berbasis web yang melibatkan hubungan dengan pencipta metadata dan pengguna di luar sektor perpustakaan. RDA akan mendukung integrasi cantuman katalog perpustakaan dengan metadata yang dihasilkan oleh masyarakat lainnya.
RDA telah melibatkan banyak kelompok di dalam dan di luar komunitas perpustakaan. Selain kelompok-kelompok kerja pada FRBR dan FRAD, JSC juga bekerja sama dengan:
  • Dublin Core, untuk membandingkan model konseptual dan standar yang digunakan oleh masing-masing.
  • Jaringan Pengembangan Standar MARC Library Of Congress, untuk memastikan RDA kompatibilitas dengan MARC 21.
  • Seksi Pengatalogan IFLA, dalam rangka menjamin harmonisasi dengan standar internasional.
  • Komunitas penerbitan, yang telah mengembangkan daftar istilah berbasis pada standar ONIX untuk digunakan baik dalam penerbitan dan perpustakaan masyarakat.
5. http://www.ipi-kalbar.co.cc/rda-standar-pengatalogan-bahan-perpustakaan/13.27
B.AACR berganti RDA
Joint Steering Committee for Revision of AACR (JSCR) dan Committee of Principals for AACR (CoP) mengadakan pertemuan di Chicago pada bulan April 2005 untuk membicarakan cara terbaik untuk mengembangkan suatu kode pengatalogan yang baru untuk menggantikan AACR2. Edisi AACR ini (terbit 1978, dan sudah beberapa kali direvisi) adalah edisi paling mutahir dari kode pengatalogan yang telah menjadi standar untuk sebagian besar perpustakaan di seluruh dunia. Tetapi AACR2 semakin banyak dikritik sebagai kode yang terlalu kompleks, terlalu kuno karena berlandaskan konsep-konsep dari zaman katalog kartu, dan terlalu sulit untuk diterapkan untuk sumber-sumber digital baru.
JSCR dan CoP mendiskusikan umpan balik berkaitan dengan draft edisi baru AACR2 Part 1 yang datang dari kalangan perpustakaan dan lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam penyusunan peraturan. Melihat umpan balik ini, diputuskan bahwa diperlukan kode baru untuk menggantikan AACR2 dengan pendekatan yang berbeda dari yang ada di draft Part 1. Untuk menandai haluan baru ini, JSCR dan CoP sepakat untuk memberi suatu working title baru pada kode ini, yaitu: RDA: Resource Description and Access.
RDA akan menjadi standar baru untuk deskripsi sumber (resource description) dan akses yang dirancang untuk dunia digital. RDA akan menyajikan suatu kerangka yang lebih fleksibel untuk menghadapi tantangan mendeskripsikan sumber-sumber digital:
·         data yang lebih mudah disesuaikan dengan struktur pangkalan data yang lebih efisien yang bermunculan
·         data yang kompatibel dengan cantuman yang telah ada dalam katalog perpustakaan online karena landasan RDA ada di dalam prinsip-prinsip yang ada dalam AACR
RDA dirancang sebagai produk online untuk digunakan dalam lingkungan Web. Ciri khususnya sebagai berikut:
1.    Disesuaikan dengan Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) dari IFLA dan model data baru yang relevan
2.    Petunjuk untuk pencatatan data akan disajikan terpisah dari petunjuk untuk tampilan data, supaya terjadi fleksibilitas yang lebih besar untuk cantuman yang digunakan di pelbagai lingkungan online
3.    Tata letak dan format lebih ramah terhadap pengguna (user-friendly), dengan petunjuk yang ditulis dalam bahasa Inggris yang sederhana (maksudnya: tanpa terminologi yang hanya dimengerti oleh kalangan pustakawan), sehingga peraturan ini dapat dengan mudah dipakai di luar dunia perpustakaan.
Di samping kelompok-kelompok yang secara formal terwakili dalam JSCR dan CoP, kalangan yang berkepentingan dengan RDA mencakup pengelola perpustakaan, komunitas metadata, pengembang format MARC, dan program-program pengatalogan internasional. Untuk memperoleh umpan balik, selama proses penyusunan RDA berlangsung, draft dari tiap section standard yang baru ini, disampaikan pada pihak-pihak ini untuk di-review.
Salah satu unsur penting RDA ialah bahwa RDA menetapkan suatu garis pemisah yang jelas antara perekaman data dan penyajian data. Fokus utama RDA ialah pada pedoman dan instruksi perekaman data untuk mencerminkan atribut dan hubungan antara entitas yang didefinisikan di FRBR.6





                   

Kesimpulan

                    AACR adalah peraturan katalogisasi yang pertama kali hasil kesepakatan antara ALA ( Ameican Library Association ) dan LA (Perusahaan Perpustakaan Inggris ). Atau pengertian lain dari AACR adalah kode peraturan yang berhubungan dengan gambaran buku dan dokumen lainnya, dan mencatat semuanya dibawah nama pengarangnya, atau dalam ketidakhadiran kepengarangan.
            AACR muncul dikarenakan banyaknya perbedaan tentang peraturan pembuatan  Katalogisasi Deskripsi yang banyak macamnya, dengan kata lain masing – masing negara di Benua Amerika, Eropa dan Asia memiliki perbedaan dalam pedoman Katalogisasi Deskripsi.
AACR dibuat dalam dua edisi. Edisi pertama membahas tentang aturan katalogisasi buku dan dokumen sejenisnya, sedangkan AACR 2 membahas peraturan katalogisasi untuk non book material atau bahan pustaka selain buku.
Sejarah AACR dimulai pada tahun 1930-an, pada tahun tersebut saturan – aturan baru pengkatalogan diperbaharui. Kemudian pada tahun 1949 diterbitkan dan disiarkan ALA ( American Library Association  ) CODES.
              RDA dirilis tidak dalam format tercetak seperti AACR tetapi sebagai web-based tools yang didesain untuk kebutuhan dunia digital dan bisa dicustomised sesuai dengan besar-kecilnya perpustakaan, jenis perpustakaan, kebijakan perpustakaan, dll. Meskipun terdapat banyak perubahan signifikan, RDA dibangun di atas fondasi AACR yang telah lama digunakan oleh pustakawan untuk menghasilkan jutaan records di seluruh dunia sejak diterapkan lebih dari beberapa dekade.RDA dibuat berdasarkan model konseptual Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR), Functional Requirement for Authority Data (FRAD), dan Functional Requirement for Subject Authority Records (FRSAR). Model ini merupakan konsep entities, relationship, and attributes atau metadata yang dikembangkan oleh IFLA.
              Keuntungan menggunakan RDA membawa perpustakaan bergerak maju menuju era digital dengan menyediakan instruksi untuk pengatalogan bahan digital dan non digital. Semuanya didasarkan pada AACR2, yang berfokus pada kebutuhan pengguna agar mudah mencari, mengidentifikasi, memilih, dan mendapatkan bahan yang mereka butuhkan, dan mendukung berbagi metadata yang berbeda dilayanan online.



















Daftar pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar